Alas Kedaton terletak di desa Kukuh Kecamatan Marga kurang lebih 4 km dari kota Tabanan. Pura ini mempunyai dua keunikan yang sangat menarik. Pertama memiliki empat pintu masuk ke dalam Pura yaitu dari barat yang merupakan pintu masuk utama yang lainnya dari Utara, Timur dan dari Selatan yang kesemuanya menuju ke halaman tengah.
Keunikan yang kedua adalah halaman dalam yang merupakan tempat yang tersuci justru letaknya lebih rendah dari halaman tengah dan luar.
Tempat suci ini dikelilingi oleh hutan yang dihuni oleh sekelompok kera yang dianggap keramat. Disamping itu pula terdapat sekelompok kalong yang hidup bergantungan di dahan-dahan pohon kayu yang besar dan sewaktu-waktu beterbangan, merupakan suatu atraksi yang sangat menarik bagi wisatawan baik bagi wisatawan Nusantara maupun mancanegara.
Di Pura Alas Kedaton atau sering juga disebut dengan Pura Dalem Kahyangan. Halaman bagian dalam pura sendiri dianggap tempat yang paling suci dan letaknya lebih rendah dibandingkan dengan halaman di tengah dan di luar pura. Lazimnya sebuah bangunan atau tempat suci lainnya yang memiliki pintu paling banyak dua buah, Pura Alas Kedaton memiliki sampai empat buah dengan pintu sebelah Barat menjadi pintu utama.
Pura Alas Kedaton dibangun oleh Mpu Kuturan atau Mpu Rajakertha pada masa pemerintahan Raja Sri Masula Masuli di pulau dewata, menurut prasasti desa Sading, Mengwi, Kabupaten Badung, menyebutkan bahwa Raja Sri Masula Masuli mulai memerintah di pulau Bali pada tahun Saka 1100 (1178 Masehi). Prasasti tersebut memakai tahun Saka 1172 (1250 Masehi) yang juga menyebutkan bahwa Raja Sri Masula Masuli berkuasa di pulau Bali selama 77 tahun, yang berarti pemerintahannya berakhir pada tahun Saka 1177 atau 1255 Masehi.
Upacara piodalan di Pura ini adalah jatuh pada hari Selasa (Anggara Kasih) dau puluh hari setelah Hari Raya Galungan. Yang mana upacara dimaksud dimulai pada siang hari dan harus sudah selesai sebelum matahari terbenam. Pura ini sering pula disebut Pura Alas Kedaton atau Pura Dalem Kahyangan. Tidak seperti pura lainnya, keunikan lain yang dapat ditemui di pura ini adalah selama upacara berlangsung tidak menggunakan sarana dupa dan Kwangen selama persembahyangan.
Demikian pula dengan penggunaan Penjor, pada saat upacara yang dilakukan di Pura Dalem Kahyangan Kedaton ini kita tidak akan menemukan Penjor seperti upacara yang dilakukan di pura lainnya di Bali dan ini juga merupakan sesuatu yang unik yang dapat kita jumpai di pura Alas Kedaton. Upacara harus selesai sebelum matahari terbenam karena mereka tidak diizinkan untuk menggunakan lampu karena menggunakan lampu sama juga diartikan menggunakan api. Pada saat upacara selesai, akan dilanjutkan dengan tradisi Ngerebeg. Ngerebeg berarti berlarian dengan tombak, dengan Tedung (payung tradisional Bali), dan beberapa cabang-cabang pohon yang berdaun. Semua orang bersorak dan berteriak dengan gembira untuk mengikuti tradisi ngerebeg ini.
Kami sangat senang menjadi yang terdepan dan menunjukkan atraksi yang Anda kunjungi, sehingga Anda juga dapat melihat tempat-tempat yang masih menjadi atraksi unik seperti tarian Bali, adat Bali, panorama Bali dan kerajinan lokal dengan harga yang murah di Bali. Dan Anda bisa mendesain tur atau wisata yang akan Anda kunjungi.
Jangan buang waktu Anda…
Segera hubungi kami hot line (WhatsApp): +(62) 81-2397-7705
E-mail: info @ sewabusbali.com untuk informasi lebih lanjut.