Prabowo Gelisah, Masih Banyak Anak Belum Mendapatkan Makan Bergizi Gratis

Dadan Hindayana, menyatakan bahwa Presiden Prabowo Subianto merasa gelisah karena masih banyak anak-anak di Indonesia yang belum mendapatkan akses makan bergizi gratis

Jumat | 17/01/2025 | 21:55 Wita

Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, menyatakan bahwa Presiden Prabowo Subianto merasa gelisah karena masih banyak anak-anak di Indonesia yang belum mendapatkan akses makan bergizi gratis (MBG). Hal ini disampaikan Dadan usai menghadiri rapat terkait program MBG bersama sejumlah menteri dan Presiden Prabowo di Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat (17/1/2025).

Dadan menjelaskan bahwa kegelisahan Presiden ini mendorongnya untuk mengumpulkan para kepala lembaga hingga menteri terkait guna mencari solusi bersama demi mempercepat pelaksanaan program MBG. “Mengapa Pak Presiden merasa gelisah? Karena masih banyak anak-anak yang belum menerima manfaat. Ini menunjukkan bahwa beliau sedang memikirkan percepatan proses tersebut,” ujar Dadan setelah pertemuan dengan Presiden Prabowo, Jumat.

Dadan menambahkan bahwa kegelisahan tersebut muncul berdasarkan banyaknya laporan mengenai anak-anak yang belum menjadi penerima program. Bahkan, tidak sedikit anak yang mengungkapkan keluhannya kepada orang tua mereka tentang ketiadaan program makan bergizi gratis di sekolah.

“Anak-anak sering berkata kepada orang tua mereka, bahkan yang usianya baru lima tahun, seperti ‘Bu, kenapa saya belum mendapatkan makan dari Pak Prabowo, sedangkan teman-teman saya sudah.’ Hal ini menjadi hal yang menyentuh hati beliau,” tutur Dadan. Oleh karena itu, pihak-pihak yang terkait dikumpulkan untuk mempercepat pelaksanaan program ini. Instansi lintas sektoral yang terlibat mencakup Kementerian PPN/Bappenas, Kementerian Pertahanan, TNI/Polri, Kementerian Desa, Kementerian Koperasi, Kementerian UMKM, Kementerian Keuangan, Kementerian Dalam Negeri, dan Kementerian BUMN.

Untuk mempercepat implementasi program tersebut, seluruh pihak sepakat memberikan dukungan, termasuk dengan mengeluarkan kebijakan pendukung. Salah satu langkah yang direncanakan adalah penambahan anggaran sekitar Rp 100 triliun pada September 2025 untuk menjangkau 82,9 juta penerima manfaat. “Dengan begitu, pada akhir 2025, 82,9 juta penerima dapat segera mendapatkan manfaat. Ini berarti beliau mempertimbangkan tambahan anggaran. Berdasarkan perhitungan Badan Gizi, jika tambahan ini diberikan pada September, Rp 100 triliun sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan makan bagi 82,9 juta penerima,” terang Dadan.

Sebagai informasi, anggaran pemerintah untuk makan bergizi tahun ini mencapai Rp 71 triliun, yang cukup untuk membiayai 17,5 juta penerima manfaat.

Scroll to Top
Scroll to Top